Gowa – Bollo.id — Sebagian masyarakat di Lingkungan Batulapisi Dalam, Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, punya ide sendiri untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Mereka memanfaatkan lahan pertaniannya dengan membangun vila sederhana untuk tujuan wisata.
Menurut warga setempat, beberapa tahun terakhir lahan pertanian kurang produktif, karena persediaan air tak mencukupi, terutama untuk menanam padi. Hal inilah yang memengaruhi masyarakat di sana. Mengubah lahan pertaniannya menjadi resor wisata.
Baca juga: Tempat Pembuangan Minim, Sampah di Desa Laskap Malili Berpotensi Cemari Sungai
Warga setempat, sekaligus pemilik salah satu vila, Fitri mengaku, awalnya, vila dibangun sebagai rumah kedua atau hanya sekedar tempat persinggahan. “Akan tetapi banyak turis lokal yang berdatangan di sekitar vila tersebut untuk liburan,” katanya kepada jurnalis Bollo.id.
Sejak 2016 kata Fitri, sebagian masyarakat di lingkungan Batulapisi Dalam memanfaatkan lahannya untuk membangun vila. Saat itu pula, vila menjadi ciri khas kawasan ini sebagai tujuan destinasi wisata. Begitu juga dengan Fitri, yang vilanya disewakan untuk umum.
Bollo.id saat ini sedang bersama sepuluh orang muda di Sulawesi Selatan, mengembangkan jurnalisme warga. Orang muda ini berasal dari wilayah yang beririsan dengan berbagai konflik lingkungan, dari ancaman reklamasi hingga pertambangan.
Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.
Donasi melalui: bit.ly/donasibollo
Bedanya dengan vila yang lain, Fitri tak mematok biaya sewa kepada pengunjung. ”Dari sisi harga sewanya sebuah vila di sekitar terlalu tinggi, sedangkan tidak semua pengunjung mampu, seperti mahasiswa, organisasi-organisasi,” ucapnya.
“Di situlah kami termotivasi untuk jadikan sebuah villa rumah kami. Untuk saling membantu pengunjung yang kemampuan membayarnya pas-pasan. Karena penginapan kami tidak mematok atau memasang harga jelas sesuai,” Fitri menyudahi.
Editor: Sahrul Ramadan