Maros – Bollo.id — Aliansi Peduli Budaya menggelar diskusi “Membincangkan Situs” dengan tema “Lanskap atau sekadar bangunan yang dilaksanakan di Perpustakaan Daerah Maros”, pada Jumat sore 27 Oktober 2023.
Diskusi ini digelar akibat sejumlah bangunan situs cagar budaya di Kabupaten Maros yang mengalami perbaikan tidak melalui mekanisme bahkan diratakan dengan tanah.
Diskusi itu sendiri mengundang sejumlah narasumber dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Maros, Arkeolog, Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Maros, Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perhubungan dan Pertanahan (DPUTRPP) Maros, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Maros, Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep, dan ditanggapi langsung oleh Tokoh Pencinta Alam Sulsel dan Akademisi.
Namun, beberapa narasumber tidak hadir. Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perhubungan dan Pertanahan (DPUTRPP), TACB Maros, hingga Pengelola Geopark Maros Pangkep.
Jubir Aliansi Peduli Budaya, Yohannes, mengungkapkan jika sejumlah pihak memiliki alasan ketidak hadirannya dalam diskusi yang dihadiri sejumlah elemen masyarakat pemerhati budaya.
“Kepala DPUTRPP kita undang tapi ia sedang di Jakarta dan tidak ingin mengirim perwakilannya untuk mengisi diskusi,” kata Yohannes.
“TACB sendiri awalnya akan dihadiri oleh Sekretarisnya Lory tapi tiba-tiba sakit. Sedangkan dari Pihak BP Geopark Maros Pangkep telah dimandatkan ke salah satu anggotanya tetapi tidak kunjung hadir.”
Dalam Diskusi tersebut anggota DPRD Maros, Andi Rijal, menyarankan agar Aliansi Peduli Budaya menyurati sekretariat DPRD Maros, agar dilaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP).
“Sejatinya alur diskusi seperti ini biar yang diundang hadir, mungkin bisa aliansi untuk menyurat ke kami, untuk kita lakukan RDP,” kata Andi Rijal.
“Karena jujur saja, kita di DPRD hanya fungsi penganggarannya, untuk lokasi suatu kegiatan itu kita serahkan ke eksekutif. Nah ketika terjadi hal yang kita diskusikan seperti ini, kami sarankan untuk kita RDPkan.”