Perempuan Loeha Raya: Berjuang Mempertahankan Wilayah

Hari Kemerdekaan momentum bagi Perempuan Loeha Raya untuk memperjuangkan kebun mericanya dieksploitasi menjadi pertambangan nikel.

Perempuan Loeha Raya
Perempuan Loeha Raya berkumpul melawan perusahaan tambang nikel/Istimewa

Makassar, bollo.id17 Agustus selalu dirayakan sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia dari segala bentuk penjajahan yang menindas Ibu Pertiwi dan rakyatnya.

Namun, berbeda dengan masyarakat Loeha Raya, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur. Terkhusus perempuan yang merasa tidak sepenuhnya merdeka karena ancaman kemiskinan oleh salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia.

Perusahaan itu mengancam kebun mereka untuk dieksploitasi menjadi pertambangan nikel. Maka atas dasar itu perempuan Loeha Raya berkumpul dan berinisiatif untuk mendeklarasikan perkumpulan mereka sebagai bentuk persatuan dalam mempertahankan wilayah hidup mereka dan keluarganya sebagai petani merica.

“Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini menjadi waktu yang tepat untuk mendeklarasikan perkumpulan kami sebagai perempuan Loeha Raya. Yang berjuang atas dasar hak mempertahankan wilayah kami dari ancaman pertambangan nikel,” tutur Hasna salah satu Pejuang Perempuan Loeha Raya, Kamis (17/8/2023).

Senada diinginkan, Buana, pejuang perempuan lain. Ia berharap bahwa kemerdekaan tidak hanya segelintir orang yang merasakanya. Musababnya, mereka juga ingin merasakan kemerdekaan tanpa merasa terancam. 

Petani Merica tolak tambang
Petani Merica di Luwu Timur tolak eksplorasi tambang nikel/Istimewa

“Kami berharap bahwa kemerdekaan juga harus kami rasakan dengan mengelolah tanah air, aman dan sejahtera. Kami tidak ingin kemerdakaan hanya menjadi milik orang-orang berpangkat dan punya jabatan,” tutur Buana.

Sementara, Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatn, Herli, yang juga pendamping Pejuang Perempuan Loeha Raya mengatakan mereka mendeklarasikan diri untuk memperjuangkan wilayahnya.

Karena itu merupakan daerah kelola keluarga mereka sebagai petani merica yang kini terancam oleh kegiatan pertambangan nikel.

“Momentum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 disemarakkan perempuan Loeha Raya sebagai momen untuk mendeklarasikan diri,” ucap Herli. 


Baca juga: Eksplorasi PT Vale Indonesia Rugikan Petani Merica Luwu Timur


Menurutnya, organisasi ini bertujuan untuk memperjuangkan hak masyarakat sebagai warga negara atas tanah air yang telah mereka kelola sejak puluhan tahun lalu. Namun, saat ini terancam akibat rencana perluasan pertambangan nikel.

1 Comment

Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Warga Bercerita

Skip to content