Bollo.id – Dua kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan saling klaim terjadi penurunan angka kemiskinan, saat masa pemerintahannya, ketika Andi Sudirman Sulaiman sebagai Gubernur Sulsel dan Moh Ramdhan Pomanto ketika menjabat Walikota Makassar. Keduanya beradu argumen buat mengerek suara dari warga Sulsel saat Pilgub 2024.
Pada debat publik pertama yang disiarkan secara langsung oleh KOMPAS TV, pada 28 Oktober 2024 lalu, Andi Sudirman Sulaiman yang berpasangan dengan Fatmawati Rusdi sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 2 mengatakan, masalah kemiskinan memang berkaitan dengan koordinasi antara pemerintah provinsi bersama kabupaten dan kota.
Dalam penanganan kemiskinan itu, kata dia, penentuannya berada di Pemerintah Sulsel sehingga sebelum dilaksanakan, pemerintah menetapkan wilayah daerah miskin ekstrem dan dilakukan rapat koordinasi lebih dahulu.
Andi Sudirman bilang, saat dia menjabat sebagai Gubernur Sulsel tahun 2023 lalu, penanganan masalah kemiskinan ekstrem dilakukan dengan cara intervensi. Dengan memberikan bantuan keuangan.
“Jadi pertama adalah kita melakukan intervensi daerah yang termasuk wilayah miskin ekstrem, dan ada delapan kategori yang dimasukkan. Dan dimasukkan bantuan keuangan menuju kabupaten kota,” kata Andi Sudirman dalam debat publik itu.
Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.
Donasi melalui: bit.ly/donasibollo
Untuk anggaran yang disediakan, juga diintervensi oleh pemerintah untuk menyasar daerah-daerah yang masuk kemiskinan melalui program padat karya, agar daerah itu dapat membuka lapangan pekerjaan di masa pandemi Covid-19.
“Itu akhirnya kita dapatkan kondisi dari waktu kami masuk [sebagai] pejabat Gubernur, itu 9 [persen] menuju ke 8,70 [persen] dan terakhir 8,07 [persen],” kata dia.
“Ini artinya tren perubahan kemiskinan di Sulawesi Selatan selama kami menjabat adalah trennya adalah turun, dan ini termasuk ekstrem. Kita termasuk diapresiasi oleh nasional.”
Sementara itu, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 1, Mohammad Ramdhan Pomanto berpasangan dengan Azhar Arsyad membantah pernyataan Andi Sudirman yang mengklaim angka kemiskinan di Sulsel menurun.
Danny bilang jika dilihat pada data milik Badan Pusat Statistik, persentase angka kemiskinan dari tahun 2022 hingga 2023 terjadi peningkatan. Dia mencontohkan persentase 8,63 di tahun 2022 menjadi 8,70 di tahun 2023.
“Saya kira kalau statistik itu pasti naik. Jadi saya kira itu tidak tepat dibilang turun ya,” kata Danny–sapaan Moh Ramdhan Pomanto–membantah pernyataan Andi Sudirman.
“Yang kedua yang parahnya adalah pengangguran juga naik, akhirnya berdampak kepada kota. Tapi syukurnya Kota Makassar pengangguran menurun ya,” kata Danny tanpa menerangkan angka penurunan pengangguran.
Menurut Andi Sudirman, data kemiskinan berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) saat dia masih menjabat sebagai Gubernur Sulsel pada tahun 2021, yaitu 8,78 persen. Sedangkan tahun 2022, di masa pandemi Covid-19, 8,66 persen dan tahun 2023, berada pada 8,70 persen.
“Ini artinya ada tren penurunan [kemiskinan],” kata Andi Sudirman.
Pada angka pengangguran, kata dia, di tahun 2023 yaitu 5,4 persen. “Dan waktu 2021 pertama saya menjabat 5,7 [persen] dan kemudian waktu 2022, 4,5 [persen] dan terakhir tahun 2023, 4,33 [persen]. Ini data BPS.”
“Saya mau sampaikan kalau untuk kota di sini, kami catat perbandingannya untuk kota adalah 13% adalah penganggurannya. Kemudian berbanding [dengan] kami 5,13 [persen]. Dan terakhir dia meningkat terus dan kemudian 10,60 [persen] terakhir.”
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dihimpun Bollo.id, persentase penduduk miskin di Kabupaten dan Kota di wilayah Sulsel tahun 2014 hingga tahun 2023 naik secara fluktuatif.
Tetapi, saat Andi Sudirman menjabat sebagai Gubernur Sulsel pada tahun 2022 hingga 2023, persentase kemiskinan di Sulsel meningkat hingga 8,70 persen atau 788-an ribu jiwa dari tahun sebelumnya 8,63 persen atau 777 ribu jiwa.
Begitu juga di Kota Makassar, persentase angka kemiskinan meningkat saat Mohammad Ramdhan Pomanto menjadi Wali Kota Makassar selama dua periode tahun 2014 hingga 2023.
Pada periode pertama tahun 2014 hingga 2019, angka kemiskinan di Makassar menurun. Dari 4,48 persen atau 64 ribu jiwa di tahun 2014 menjadi 4,28 persen atau 65 ribu jiwa pada tahun 2019.
Namun pada periode kedua saat Danny Pomanto kembali memimpin Makassar di tahun 2021 hingga 2023, persentase kemiskinan di Makassar meningkat. Dari 4,82 persen atau 74 ribu jiwa di tahun 2021 menjadi 5,07 persen atau 80 ribu jiwa pada tahun 2023.
Dalam rentan tahun 2022 hingga 2023 saat Andi Sudirman menjadi Gubernur Sulsel persebaran penduduk miskin di Sulawesi Selatan lebih banyak di daerah pedesaan. Dari Maret 2022 hingga Maret 2023, jumlah penduduk miskin di pedesaan naik dari semula 568 ribu menjadi 577 ribu jiwa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan persentase garis kemiskinan di Kabupaten dan Kota di Sulsel pada tahun 2014 hingga 2023, meningkat.
Pada tahun 2023 penduduk miskin di Kota Makassar membutuhkan pendapatan sebanyak Rp570 ribu setiap bulan untuk membeli bahan makanan dan bukan makanan.
Sementara di tahun yang sama, sejumlah daerah di Kabupaten dan Kota di Sulsel membutuhkan pendapatan sebanyak Rp436 ribu setiap bulan.
Editor: Agus Mawan W