Massa yang tidak dikenal memicu penyerbuan polisi ke kampus Universitas Negeri Makassar/Dok. KERABAT
Massa yang tidak dikenal memicu penyerbuan polisi ke kampus Universitas Negeri Makassar/Dok. KERABAT

Penangkapan dan Kekerasan Puluhan Mahasiswa UNM Buntut Aksi Pembakaran Ban dari Massa Tak Dikenal

Massa yang tidak dikenal memicu penyerbuan polisi ke kampus Universitas Negeri Makassar.

Explains


Massa yang membakar ban, di depan gerbang Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Gunung Sari, Jalan Pendidikan, pada 1 Mei 2024, sore hari, bukan bagian massa aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H) UNM.

Demikian yang diungkapkan oleh Muhammad Bintang Dwi Putra, Ketua BEM FIS-H UNM kepada Bollo.id, 2 Mei 2024, dini hari.

“Sebelum kami masuk di gerbang UNM, memang sudah ada ban yang menyala [terbakar],” kata Muhammad Bintang Dwi Putra. 

“Tapi [saat itu] memang kami tidak ada niat untuk tinggal [ikut aksi]. Jadi kami mengerahkan massa aksi untuk masuk ke dalam kampus.”


Dukung kami

Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.

Donasi melalui: bit.ly/donasibollo


Massa yang tidak dikenali inilah yang menurut Bintang, memicu polisi menyisir kampus dan menangkap puluhan mahasiswa, yang disertai penembakan gas air mata dan rangkaian kekerasan.

Bintang bilang, sejumlah massa yang melakukan aksi di depan gerbang sulit diidentifikasi karena tidak membawa atribut atau identitas yang menandakan asal organisasi mereka. 

Menurut Bintang, penyisiran yang dilakukan oleh sejumlah aparat kepolisian sulit dibendung. Polisi juga kata Bintang menyasar mahasiswa secara acak.

“Sulit dibendung salah tangkapnya polisi ini,” kata Bintang. “Karena polisi ini masuk di kampus kisaran tiga puluh sampai empat puluh personil.”

“Setiap ada dilihat mahasiswa laki-laki, [polisi] langsung memang dia piting lehernya,” lanjut Bintang. “Salah satu teman yang dipukul di bagian wajah sampai robek di bagian bibir.”

Bintang mengatakan saat itu, korban berada di dalam sekretariat membantu mengamankan kawan-kawan perempuannya. “Kemudian dia dibawa, dihantam saat berjalan keluar dari koridor. Sementara dipiting lehernya terus dipukul di bagian bibir.”


Baca:


***

Sebelum kejadian, massa aksi BEM FIS-H UNM bersama Aliansi Komite Rakyat Berdaulat (KERABAT) menggelar aksi Hari Buruh Internasional, pada 1 Mei 2024, di jembatan layang dan di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, sejak siang hingga sore hari. 

Sepanjang aksi, situasi berjalan kondusif hingga pukul 17:00 Wita. Aksi ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap dan tuntutan oleh aliansi massa aksi Komite Rakyat Berdaulat (KERABAT). Aksi itu salah satunya menuntut rezim Presiden Joko Widodo diadili.

Beberapa saat kemudian, massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H) Univervitas Negeri Makassar (UNM) memisahkan diri dari massa aksi dan bergerak menuju Kampus UNM Gunung Sari.  

Sesampai di kampus, massa aksi BEM FIS-H menemukan beberapa orang yang tidak dikenal, sedang melakukan pembakaran ban di depan gerbang UNM, di Jalan Pendidikan. Dalam siaran pers yang diterima Bollo.id, sejumlah orang itu diklaim bukan bagian dari massa aksi BEM FIS-H. 

Sekitar pukul 18.50 Wita, beberapa gas air mata ditembakkan polisi ke dalam kampus, disusul penyerbuan puluhan aparat polisi bersenjata dan berseragam lengkap. Menurut siaran pers yang kami terima, polisi segera menyisir kampus, termasuk ruangan-ruangan Sekretariat Lembaga Kemahasiswaan. Bahkan mendobrak salah satu pintu ruang perkuliahan hingga rusak.

Menurut siaran pers yang kami terima, saat penyisiran aparat kepolisian bersenjata menyasar mahasiswa secara acak. Mereka yang ditangkap oleh polisi dipukul, ditampar, dan ditendang. Sejumlah video amatir yang diterima Bollo.id, menampilkan adegan penangkapan yang dilakukan polisi, sementara beberapa orang berusaha menghalang tindakan polisi.

Bollo.id menerima sejumlah foto yang berkaitan dengan penangkapan ini. Foto-foto itu menunjukkan beberapa korban mengalami luka memar dan berdarah. Salah satu foto menampilkan seorang korban dengan luka robek pada bibirnya. Menurut saksi mata, beberapa mahasiswa juga dipukul menggunakan pentungan. 

Menurut siaran pers yang kami terima dari KERABAT, polisi menangkap setidaknya 43 mahasiswa yang terdiri dari FIS-H dan Fakultas Ekonomi. Polisi juga melakukan tes urine kepada tiga mahasiswa di antaranya. Belakangan kata Bintang, diketahui hasilnya negatif (tidak mengandung narkotika).

Mereka kemudian dikumpulkan di depan parkiran FIS-H. Mahasiswa laki-laki dipaksa melucuti bajunya. Satu persatu rambut mereka ditarik dan wajah mereka difoto. Di hadapan mereka, polisi menanyakan identitas, nomor handphone, alamat, dan diancam akan dilaporkan kepada pihak Universitas. 


Editor: Agus Mawan W


A. Nur Ismi

A. Nur Ismi pernah menerima Fellowship Story Grant dari Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dan menulis tentang pemenuhan hak pendidikan bagi anak pengungsi. Saat ini, A. Nur Ismi adalah jurnalis Bollo.id

Agus Mawan

Agus Mawan adalah jurnalis yang berbasis di Kota Makassar, Indonesia. Pada 2020, Agus Mawan meraih penghargaan Agrarian Reform Media Award atas peliputannya terhadap konflik lahan antara Orang Bunggu dan Perusahaan Sawit, di Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Fokus

Skip to content