Aktivitas mobil ambulans PT IMIP, di Kecamatan Bahadopi, Morowali, Sulawesi Tengah/Muh Aidil/Bollo.id
Aktivitas mobil ambulans PT IMIP di Jalan Trans Sulawesi, di Kecamatan Bahadopi, Morowali, Sulawesi Tengah/Muh Aidil/Bollo.id

Sisi Kelam di Balik Industri Tambang Morowali

Selain insiden kecelakaan kerja yang memilukan, ancaman lain seperti kesehatan membayangi orang-orang di sekitar industri tambang Morowali.

Morowali – Bollo.id Saban hari, di Jalan Trans Sulawesi, hilir mudik mobil ambulans membawa pasien yang hendak dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Menurut keterangan tenaga medis setempat, ambulans mengangkut pasien dari Klinik Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kecamatan Bahodopi. 

“Setiap hari ada dirujuk ke rumah sakit. Tingkat parahnya (sakit) bervariasi,” kata dokter Selli Mandiangan, Penanggung Jawab Klinik IMIP Morowali kepada jurnalis saat ditemui di kantornya, pekan lalu. 

Selli bilang, kasus berat yang pernah ditangani adalah pendarahan dan patah tulang, sehingga harus dirujuk ke Unit Gawat Darurat RS Umum Morowali. Kasus berat lainnya, seperti benturan saat bekerja. “Pokoknya banyak faktor, ada juga kecelakaan kerja,” ungkapnya.

Klinik milik IMIP ini, tidak hanya melayani karyawan saja, tetapi masyarakat sekitar juga datang berobat. Di awal bulan, kata Selli, pasien yang datang memeriksakan kondisi kesehatannya di klinik ini membludak. 

Selain sakit karena kecelakaan kerja, penyakit inspeksi gangguan pernapasan, batuk, demam, flu, hingga diare juga paling banyak dialami karyawan serta masyarakat sekitar. Tenaga kesehatan yang hanya berjumlah 200 orang, kerap kewalahan menangani pasien.

Situasi itu terjadi lantaran begitu banyak orang yang datang ke klinik IMIP. Seiring bertambahnya karyawan di lingkungan IMIP dan luasnya kawasan industri pertambangan ini. 

Soal penyakit ISPA, Selli enggan berspekulasi. Ia mengaku belum menganalisa secara detail penyebabnya. Menurutnya kondisi itu bisa terjadi karena berbagai faktor. Seperti udara, lingkungan, kebersihan makanan dan tempat tinggal. 

“Tapi kasusnya selalu ada. Jadi, semuanya kita layani,” ucap Selli sembari berharap tenaga kesehatan bisa mengcover semua pasien.  


Baca juga: Buruh Tambang di Morowali Tewas Akibat Slag


Lebih lanjut kata Selli, demam, flu, dan diare, menjadi jenis penyakit yang masuk 10 besar tertinggi yang dialami orang di lingkungan Bahodopi. Namun, hal itu dapat teratasi karena berobat di klinik IMIP tanpa harus di rujuk ke RS Morowali. 

Apalagi, klinik juga telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sehingga memudahkan warga yang ingin berobat. “Warga tinggal bawa identitas saja kalau mau berobat,” Selli menerangkan.

Menurut Selli, penyakit demam, flu, diare, dan batuk yang kerap menyerang karyawan atau warga setempat bukan hanya persoalan klinik. Tetapi, harus juga bekerja sama dengan departemen lain, seperti divisi keamanan dan keselamatan karyawan.

Selli pun berharap agar fasilitas klinik termasuk mobil ambulans bisa ditambah, sehingga memudahkan pasien jika ada yang dirujuk ke RS Morowali. Fasilitas ini dianggap penting untuk menunjang kemudahan sarana pertolongan bagi setiap pasien. 

Insiden kecelakaan kerja yang memilukan

Terpisah, saksi mata ledakan tungku pada 24 Desember 2023 mengatakan, tidak bagusnya sistem keamanan di lingkungan IMIP, sehingga terjadi kecelakaan kerja. Menurut karyawan PT Ocean Sky Metal Indonesia atau OSMI ini, sebelum tungku dilas, seharusnya didiamkan sepekan supaya cairan slagnya keluar semua. 

Kemudian air yang ada di sekitaran tungku nikel juga tidak boleh dimatikan, sebab itu berfungsi sebagai pendingin. “Ini baru dua hari tungku didiamkan sudah dikerja, cairannya belum keluar semua,” ujarnya. 

Ia menuturkan, saat kejadian masih berada di lantai satu sedangkan pengerjaan tungku dilakukan di lantai dua. Ia pun telah memperingati karyawan lain agar pengerjaan sebaiknya dihentikan dulu, sebab tungku terlihat sudah terbelah sekitar 20 centimeter dan suhu panasnya masih mencapai 15 derajat celcius. “Idealnya itu tungku suhunya di bawah 15 derajat celcius kalau mau di kerja.” 

Karena karyawan tetap ngotot mengerjakan perbaikan tungku, sehingga cairannya ke luar dan memicu ledakan lantaran ada tabung gas di sekitar lokasi. Ada tiga lapisan di tungku nikel. Bagian dalam ada batu bata, kemudian semen, dan bagian luarnya besi. Itu yang sementara di las oleh karyawan. 

Kecelakaan kerja yang dialami pekerja pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), pada Minggu, 24 Desember 2023 lalu, mengakibatkan 21 orang meninggal dunia. Rinciannya,  8 pekerja asing asal Tiongkok dan 13 pekerja lokal. 

Potret pekerja tambang PT IMIP, di Kecamatan Bahadopi, Morowali, Sulawesi Tengah/Didit Hariyadi/Bollo.id
Potret pekerja tambang PT IMIP, di Kecamatan Bahadopi, Morowali, Sulawesi Tengah/Didit Hariyadi/Bollo.id

Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.

Donasi melalui: bit.ly/donasibollo


Pada awal kejadian, Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan mengungkapkan, penyebab terjadinya ledakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. 

Apalagi, di sekitar lokasi banyak terdapat tabung oksigen yang dipakai untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Akibatnya, kata Deddy, ledakan pertama memicu ledakan lain dari tabung oksigen di sekitar area tersebut.

Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah juga telah menetapkan dua warga Tiongkok sebagai tersangka ledakan tungku milik PT ITSS. Masing-masing adalah Z dan ZG yang sudah ditahan di ruang tahanan Polres Morowali sejak 5 Februari 2024. ZG adalah pengawas keuangan PT Zhao Hui Nikel sedangkan Z sebagai Wakil Supervisor PT OSMI.


1 Comment

Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Berita Terbaru

ollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut.
Skip to content