Belum Ada Mitigasi bagi Warga Pesisir Takalar yang Terdampak Abrasi

Pemerintah Kabupaten Takalar belum menyiapkan mitigasi bagi warga pesisir yang terdampak banjir rob dan abrasi.

Belum Ada Mitigasi bagi Warga Pesisir Takalar yang Terdampak Abrasi
Rumah roboh akibat abrasi/Istimewa

Makassar, bollo.id – Cuaca ekstrem dan badai yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Takalar, mengakibatkan terjadinya banjir rob dan abrasi. Sehingga, membuat rumah warga di sekitar pesisir roboh.

Muhammad Hasim Dg Tasa, warga Desa Galesong Kota, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar menyebutkan sekitar 30 rumah warga di Desa Galesong rusak disebabkan air laut yang meluap. Kemudian diperparah dengan angin kencang dan ketinggian ombak yang mencapai empat meter. Dalam dua hari terakhir intensitas hujan memang deras.

“Mulai kemarin sampai sekarang air belum surut,” kata Dg Tasa melalui sambungan telepon, Sabtu 24 Desember 2022.

Desa Galesong merupakan wilayah pesisir pantai, dengan jumlah penghuni berkisar 200 orang. Mayoritas masyarakat pekerjaannya adalah nelayan. Karena ada peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar terkait cuaca ekstrem. Walhasil, nelayan pun tidak bisa turun melaut untuk menangkap ikan.


Baca juga: Hidup di Tengah Gempuran Tambang Nikel: Cerita Nelayan Luwu Timur ‘Terciprat’ Limbah [1]


“Ada saya punya grup, peringatan kalau jangan dulu turun melaut,” tutur pria berusia 45 tahun ini.

Menurutnya, banjir rob ini bukanlah pertama kali terjadi. Selama masuk musim barat yakni Desember-Februari, ia memastikan air bakal meluap. Apalagi jika hujan lebat. Selama ini pemerintah tak pernah membantu masyarakat dalam mengatasi banjir. Oleh sebab itu, warga hanya mengantisipasinya dengan mengambil karung kemudian diisi pasir. Itu dilakukan agar rumah mereka tidak roboh ketika dihantam ombak besar.

“Paling pemerintah hanya bantu sembako bagi yang terdampak,” ucap Hasim. “Kalau dia (warga) punya uang ya dia sendiri perbaiki rumahnya.”

Selain Desa Galesong, yang terdampak juga warga pesisir di Desa Popo, Kecamatan Galesong Selatan. Di sana air sudah menggenangi rumah-rumah warga sejak Jumat 23 Desember 2022.

Warga di Desa Popo, Rustam, menyebut banjir rob terjadi sejak tiga tahun terakhir. Air sulit dibendung lagi ketika gelombang sudah tinggi. Meskipun, sudah dipasangi pemecah ombak, tetapi tak berpengaruh. Akibatnya rumah masyarakat di sekitar pesisir tergenang air. Bahkan, ada dua rumah yang roboh di Desa Popo dan puluhan rumah rusak di Desa Kanaeng.

“Setiap tahun tidak ada mitigasi,” kata dia. Selama ini, lanjut Rustam, pemerintah hanya membuat tanggul darurat saja. Dan bagi warga yang rumahnya berpotensi terendam air laut, hanya dilakukan evakuasi.

Belum Ada Mitigasi bagi Warga Pesisir Takalar yang Terdampak Abrasi
Rumah roboh akibat banjir rob dan abrasi/Istimewa

Terpisah, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kanaeng, Muhammad Agung mengatakan sebanyak 40 rumah rusak parah di Desa Kanaeng, Kecamatan Galesong Selatan. Dengan jumlah kepala keluarga 75 orang. Itu terjadi karena dampak dari abrasi. Jadi yang roboh itu, ada rumah batu dan rumah kayu. Mereka ini terpaksa mengungsi masing-masing ke rumah keluarganya.

“Kerugian materiel ditaksir Rp400 juta,” ujar Agung.

Masyarakat bermukim di wilayah pesisir sejak 30 tahunan. Namun, dua tahun terakhir, terjadi abrasi yang semakin parah. Pemerintah Kabupaten Takalar berulang kali meninjau lokasi tersebut. Lalu memberikan bantuan logistik dan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat.

Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Berita Terbaru

ollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut.
Skip to content