Makassar, bollo.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, fenomena El Nino bakal terjadi hingga akhir Tahun 2023. Hal itu mengakibatkan musim kemarau akan lebih panjang dari biasanya.
Sehingga, kondisi kekeringan terjadi di sejumlah provinsi termasuk Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua Tengah. Bahkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Papua menjadi satu-satunya provinsi dengan potensi risiko kekeringan sangat tinggi di Indonesia per 18 Agustus 2023.
Direktur Humanitarian dan Resiliensi Save the Children Indonesia, Fadli Usman mengatakan pihaknya memberikan asistensi teknis terkait manajemen data termasuk informasi tentang komunitas terdampak, kebutuhan utama bagi kelompok rentan, dan mendata penerima bantuan.
“Ini untuk mendukung tanggap darurat yang terkoordinasi dan mengedepankan standar utama kemanusiaan,” ucap Fadli dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/8/2023).
Baca juga : 20 Ribu Anak Indonesia Kena Dampak Darurat Iklim dan Kemiskinan
Save the Children bersama Yayasan Papua Mandiri, kata Fadli, telah menyalurkan perlengkapan penting untuk menghadapi cuaca dingin. Di antaranya selimut, jaket, obat-obatan, dan baju hangat.
Obat yang disalurkan tersebut sesuai rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. “Obat-obat itu untuk memastikan kesehatan anak-anak,” ujarnya.
Menurut Fadli, anak-anak mengalami dampak ganda dari krisis iklim yakni ancaman kekeringan dan kesehatan. Karena itu, harus segera ditangani, baik respon darurat maupun solusi berkelanjutan.
Saat ini tim respon Save the Children telah berada di lapangan dengan bekerja sama otoritas setempat dan mitra, untuk memastikan bantuan tersalurkan bagi yang membutuhkannya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Puncak, Darwin Haratua Lumban Tobing menyebutkan status tanggap darurat bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Puncak, diperpanjang hingga 6 Oktober 2023.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak sebanyak 8.012 orang terdampak termasuk anak – anak.
Baca juga : Limbah Elektronik Ancam Keselamatan Anak-anak di Makassar
Menurutnya, krisis yang terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi mengancam kesehatan anak. Musababnya, kurangnya asupan nutrisi dan anak – anak juga harus menghadapi cuaca yang lebih dingin.
“Kami masih berharap bantuan berupa pemberian gizi anak, agar anak lebih kuat,” tutur Darwin.
Panjangnya kekeringan ini, kata dia, anak-anak juga membutuhkan pakaian untuk musim dingin. Selain itu, pihaknya juga berharap ada layanan trauma healing untuk kebutuhan psikologis anak.