SBIPE menyoroti kesepakatan sebagai bentuk kompromi yang timpang justru melegalkan praktik pelanggaran ketenagakerjaan yang diperjuangkan.
Perusahaan "merumahkan" 350 buruh Tahap Dua (T2/PT Wuzhou) tanpa dasar hukum, tanpa dialog, dan tanpa kepastian hak.