Makassar tidak bisa diselamatkan hanya melalui pembangunan. Kota ini hanya bisa dihidupkan kembali jika luka-lukanya dibuka, dipertontonkan, dan dibicarakan.
"Amin dalam Amin" merupakan proyek perdana PPMN yang mengubah liputan mendalam menjadi bentuk teater untuk publik.
Makassar tidak bisa diselamatkan hanya melalui pembangunan. Kota ini hanya bisa dihidupkan kembali jika luka-lukanya dibuka, dipertontonkan, dan dibicarakan.
Kota Makassar bukan sekadar tempat, melainkan sejarah dan memori atau ingatan. Narasi ini yang ingin dibawa ke warga muda.
Kumuh yang melintas-lintas menggambarkan dampak hidup di pemukiman kumuh terhadap kesehatan, lingkungan, sosial, dan ekonomi warga.
Mengeksplorasi dampak psikologis banjir, bukan hanya kerugian materi, tetapi kecemasan, ketakutan, gangguan tidur, dan trauma jangka panjang.
Paksa Pasrah menggambarkan kehidupan buruh harian lepas yang bekerja tanpa perlindungan, menghadapi tekanan dan ketidakpastian.
Matalantas merupakan gabungan kata “mata” (indra penglihatan) dan “lantas” (lalu lintas), menyiratkan metafora kompleks tentang relasi masyarakat dan pemerintah