Ilustrasi Jolly Roger One Piece/Foto: CGP
Ilustrasi Jolly Roger One Piece/Foto: CGP

Menertawakan Negara yang Cemas karena Jolly Roger One Piece

Bak momok yang setiap saat bergentayangan, Jolly Roger One Piece dianggap sebagai simbol provokasi oleh pemerintah.

Bollo.id — Orang-orang di media sosial belakangan ramai membahas narasi seruan untuk memasang Jolly Roger, bendera tengkorak bertopi jerami dalam anime One Piece jelang momen hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus tahun ini, 2025. 

Mulai penghuni X hingga Instagram. Tidak semua, tapi sebagian akun-akun besar, semacam influencer juga turut membahasnya. Beragam unggahan foto Jolly Roger yang ditafsirkan sebagai simbol dan bentuk kritik tentang peran negara—pemerintah atau birokrasi dan tetek bengeknya yang semakin kacau balau—mendapat banyak respons bagus dari netizen. 

Seiring dengan seruan itu, beredar juga beberapa cuplikan video yang sempat viral, Jolly Roger berkibar di bawah bendera merah putih di suatu daerah. Ada juga video polisi mendatangi rumah seorang warga karena melihat bendera bajak laut dengan latar hitam itu berkibar di pekarangan rumah warga. 

Segitu serammnyakah Jolly Roger?

Bak momok yang setiap saat bergentayangan, Jolly Roger dianggap sebagai simbol provokasi oleh pemerintah. DPR bahkan khawatir ada suatu agenda sistematis untuk memperkeruh suasana jelang momentum perayaan kemerdekaan negara. 

“Ya kita juga mendeteksi dan juga dapat masukan dari lembaga lembaga pengamanan. Memang ada upaya-upaya ya namanya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad dikutip redaksi Bollo.id dari Tirto.id, Sabtu, 2 Agustus 2025.

Dasco bilang, dugaan kecurigaan itu setelah menerima informasi dari berbagai pihak. Termasuk lembaga intelijen negara. Bendera bajak laut dalam serial One Piece itu diklaim sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah jelang momen Agustus-an.


Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.

Donasi melalui: bit.ly/donasibollo


Dasco imbau masyarakat tak terprovokasi dengan gerakan dalam bentuk apapun yang dapat mengancam keutuhan bangsa. “Himbauan saya kepada seluruh anak bangsa mari kita bersatu justru kita harus bersama melawan hal hal seperti itu,” pesannya.

Dasco juga tak menampik dugaan atau kemungkinan pihak dari luar yang menunggangi gerakan itu. Apalagi, Indonesia menurutnya saat ini tengah berupaya untuk berkembang sebagai negara maju.

“Ya banyak juga ternyata tidak ingin bangsa Indonesia maju, pada saat ini kita sedang pesat-pesatnya untuk mencapai kemajuan. Hal ini tentunya ada yang suka, ada yang enggak suka tapi ya, yang tak suka mari kita bersatu kita lawan,” ucapnya.

Bagaimana mungkin bendera bisa mengancam keutuhan bangsa dan negara?

Menurut Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, kecemasan pemerintah yang menganggap bahwa pengibaran bendera Jolly Roger merupakan simbol pemberontakan terhadap negara adalah dalih yang berlebihan.

“Simbol-simbol, warna, bendera itu adalah kecintaan terhadap negeri ini. Jadi harus dipandang inilah kritik kepada pemerintah, kepada DPR, kepada kekuasaan kehakiman, bahwa mereka tidak lagi menjadi aktor yang mendistribusikan keadilan,” kata Isnur dalam pernyataan wawancara dengan media dikutip dari akun resmi Instagram, YLBHI. 

Kejadian di berbagai daerah yang memasang bendera Jolly Roger di bawah bendera merah putih menurutnya sebagai bentuk ekspresi warga negara terhadap kinerja pemerintah yang selama ini dinilai buruk. Ini adalah kritik dalam bentuk lain, bukan pembangkangan.

“Ini adalah bentuk cinta mereka. Bentuk semangat rakyat untuk berpartisipasi secara demokrasi, makanya harusnya dihargai. Bukan dianggap sebagai sebuah pemberontakan atau makar. Sangat keliru,” ungkap Isnur.

Menurut Isnur, penggunaan bendera sebagai simbol ini tak hanya terjadi kali ini saja. Tapi dalam contoh lain seperti bendera ormas keagamaan, bendera ormas daerah hingga bendera klub sepak bola. Bendera ini dianggap jadi menjadi simbol pemersatu.

“Makanya harus dipandang bahwa ini sebagai bentuk kritik terhadap mosi tidak percaya, distrust mereka terhadap pemerintahan. Harusnya mereka (pemerintah) melakukan evaluasi bahwa mereka selama ini keliru dalam mengelola negara ini,” Isnur menambahkan.

Sahrul Ramadan

Sahrul Ramadan adalah editor Bollo.id. Mengurus rubrik fokus, berita terbaru, dan ceritaan.

Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Berita Terbaru