Kolam ikan miliik warga yang telah tercemar minyak Marine fuel oil (MFO) akibat pipa bocor PT Vale Indonesia di Desa Lioka, Kec Towurti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan/Iqbal Lubis untuk Trend Asia.

Minyak Hitam Genangi Irigasi Lioka

Setelah minyak PT Vale Indonesia tumpah, warga belum mendapatkan kejelasan tentang dampaknya terhadap ekosistem.

Sabtu pagi 23 Agustus 2025 suasana menjadi ramai  di Dusun Molindowe, Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur. Warga berkumpul dan melihat saluran irigasi yang sudah dipenuhi minyak hitam pekat. Minyak berjenis Marine Fuel Oil (MFO), yang digunakan di pabrik untuk pemurnian nikel PT Vale Indonesia.

Aliran sungai yang tercemar minyak Marine fuel oil (MFO) yang bocor milik PT Vale Indonesia di Desa Lioka, Kec. Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan/Iqbal Lubis untuk Trend Asia.

Minyak itu bermula dari tangki tampungan di stasiun Mangkasa Point di wilayah Lampia, Kecamatan Malili. Kemudian disalurkan sepanjang 70 kilometer menuju pabrik di Sorowako, Kecamatan Nuha. Penyaluran minyak ini menggunakan pipa berukuran 12 inci dengan ketebalan 8,74 mm.

Tekanan pipa minyak ini mencapai 2000 PSI (Pound-Force per Square Inch) atau sebesar 137 bar. Sebagai gambaran, aliran penyemprotan selang pada mobil pemadam kebakaran yang dapat dikendalikan oleh orang-orang terlatih hanya berkisar antara 6–10 bar.

Para pekerja perusahan berusaha menutupi jalur sungai yang tercemar minyak pipa Marine fuel oil (MFO) yang bocor milik PT VALE di Desa Timampu, Kec. Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan/Iqbal Lubis untuk Trend Asia.

Saluran pipa minyak terpasang pada akhir dekade 1970-an. Sementara produksi pertama PT Vale tahun 1979. Patok saluran pipa minyak perusahaan ini dengan mudah dijumpai di sepanjang jalan Malili menuju Sorowako karena berada di sisi jalan utama dengan patok beton berwarna kuning.

Jalur pipa ini kemudian berbelok sebelum Kampung Balambano, lalu menerobos hutan. Pipa itu akan muncul kembali di sekitaran wilayah Tabarano, kemudian menuju Lioka, lalu menerobos pertigaan gerbang Kecamatan Towuti dan selanjutnya menuju Gunung Hasan dan berakhir di pabrik.

Warga mencangkul minyak Marine fuel oil (MFO) yang bocor milik PT Vale Indonesia di areal persawahan Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan/Iqbal Lubis untuk Trend Asia.

Pada masa lalu Tabarano dan Lioka merupakan jalur utama lalu lintas warga. Tabarano menjadi pusat pendidikan warga, tempat bermukim kepala distrik hingga hiburan. Jaraknya dari Lioka saat ini menggunakan motor tak sampai 15 menit.

Ali Bastian (70 tahun), masyarakat Lioka, mengibaratkan kampungnya bagai wilayah mati yang tak dipedulikan. “Ada tower listrik dari PLTA perusahaan melintang di kampung. Ada pipa minyak di pinggiran desa, semuanya adalah fasilitas inti perusahaan. Tapi hanya lewat saja,” katanya.

Areal persawahan warga sekitar 2 ha, tercemar minyak Marine fuel oil (MFO) yang bocor milik PT Vale Indonesia di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan/Iqbal Lubis untuk Trend Asia.

Sejak kebocoran awal itu, Ali mulai menerka jika bentangan pipa di dekat permukiman ternyata berisiko. Tapi orang-orang perusahaan selalu meyakinkannya bahwa pipa itu mendapatkan perawatan yang baik dengan kontrol yang memadai.


Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.

Donasi melalui: bit.ly/donasibollo


Di sisi jalur pipa, ada jalan yang digunakan petugas dalam waktu tertentu untuk melakukan pemantauan. Tapi nahas, pemeriksaan malam sepertinya tidak ada. Dan kebocoran pipa pada Sabtu itu telah menggenangi petakan sawah warga di Lioka.

Iqbal Lubis

Iqbal Lubis adalah seorang jurnalis foto lepas di Kota Makassar.

Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Foto

Merenggut Tanah

Sejak lama, konflik agraria terjadi di Polongbangkeng Utara, saya menemui sejumlah warga yang mengalaminya selama puluhan