Bollo.id — Sempat beredar kabar bahwa PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali, Sulawesi Tengah terancam berhenti operasi karena masalah finansial. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pencemaran lingkungan adalah dua dampak yang timbul seiring dengan berhentinya operasi smelter.
Meski pada satu sisi, industri tambang berkontribusi pada perekonomian negara, tidak bisa dipungkiri dampak besarnya terhadap lingkungan. Dalam pendekatan perencanaan wilayah dan tata kota, wilayah bekas industri tambang bisa dialihfungsikan kembali seperti sebelumnya. Tapi kompleks.
“Dari fungsi lahannya yang semula hijau, kemudian jadi lahan industri. Nah, sekarang mau dijadikan apa ini? Apakah mau dijadikan lahan hijau kembali? Mau dijadikan daerah pemukiman? Bisa atau tidak ya? Nah, itu butuh penelitian atau kajian khusus lagi karena bekas smelter itu kan pasti ada dampak lingkungannya,” kata Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Hasanuddin, Sri Aliah Ekawati kepada Bollo.id, Selasa, 12 Agustus 2025.
Penelitian itu katanya berfungsi sebagai evaluasi kondisi lahan. Dengan kajian lingkungan dan bantuan ahli menurutnya, dapat diketahui apakah tanah dan air tercemar logam dari limbah smelter. Kalau tercemar, perlu proses remediasi lahan atau pembersihan tanah dan atau penetralan limbah.
Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.
Donasi melalui: bit.ly/donasibollo
“Kita tidak tahu apakah tanah atau airnya sudah tercemar. Nah, itu butuh kajian lebih lanjut untuk menentukan apakah smelter ini bisa kita alih fungsikan menjadi apa? Apakah kalau kita mau alihkan lagi, kembalikan lagi fungsi hijau ini, bisa tidak tanaman tumbuh subur lagi di sana? Apakah kita harus melakukan perbaikan kembali terhadap tanahnya, digemburkan lagi, dihilangkan lagi zat-zat beracunnya?” lanjutnya.
Pemberhentian operasi smelter juga berpengaruh pada perekonomian warga yang membuka usaha di sekitar smelter. Jika smelter berhenti, tenaga kerja dirumahkan, pendapatan usaha warga yang berjualan di sana pun ikut menurun karena berkurangnya atau tiadanya lagi tenaga kerja yang menghidupkan usaha mereka.
Setelah smelter berhenti operasi, tenaga kerja mungkin melakukan migrasi. Menurut Sri, dampak ini berpotensi menjadi shrinking city yang pernah terjadi di Amerika.
“Di Amerika dulu ada pabrik ban mobil atau industri berat begitu, ketika dia bangkrut, otomatis para pekerja dan keluarga pekerja itu meninggalkan kota tersebut dan alhasil kotanya menjadi kosong. Shrinking ini bukan dalam artis luas ya, tapi mereka kehilangan kehidupan di sana tidak ada lagi orang yang hidup di sana,” lanjutnya.
Benarkah ada masalah di GNI?
Informasi mengenai penghentian produksi ditepis pihak GNI. Perusahaan mengklarifikasi informasi yang sudah banyak beredar. Penjelasan itu dituangkan dalam siaran pers yang dilansir dari laman resmi gunbusternickelindustry.com, Kamis, 14 Agustus 2025.
“Menanggapi sejumlah pemberitaan yang beredar di berbagai media nasional dalam beberapa hari terakhir terkait penghentian lebih dari 15 lini produksi milik PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), kami menyampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak mencerminkan kondisi aktual di lapangan,” tulis siaran pers PT GNI.
Perusahaan menyampaikan, PT GNI memiliki total 25 lini produksi Nikel Pig Iron, di mana 2 lini saat ini tengah dilakukan perbaikan besar pada material tahan api, sementara 23 lini lainnya tetap beroperasi secara normal.
Menurut perusahaan, secara keseluruhan kegiatan operasional dan produksi PT GNI berjalan dengan lancar dan kondusif, tidak ada penghentian produksi sebagaimana yang diberitakan.
PT GNI berkomitmen senantiasa menjunjung tinggi prinsip keterbukaan informasi dan menghargai pentingnya penyampaian informasi yang akurat kepada publik.
“Kami mengimbau kepada seluruh pihak termasuk media massa untuk senantiasa menerapkan prinsip verifikasi dan keberimbangan dalam penyajian informasi guna mencegah timbulnya kesalahpahaman di tengah masyarakat,” PT GNI menutup imbauannya.
Editor: Sahrul Ramadan